Selama ini saya tidak pernah merasakan sakit yang parah (alhamdulillahirrabbil alaaminnn). Rawat inap di RS? hanya 2 kali seumur hidup saya, pas kena tipus saat saya kelas 3 SMP dan 3 hari saat operasi caesar kelahiran Anin. Selain itu? nope, none, paling pilek, paling batuk, paling gatelan, cukup ke dokter di blok sebelah, beli obat di apotik, istirahat di rumah, cukup. Mungkin karena itulah saya menganggap kesehatan as granted, my bad eh!!!
Mungkin (mungkin loh ya), untuk mengingatkan saya, dari maret sampai april kemarin,saya diberi hadiah, diagnosa endometriosis, kemudian infertilitas sekunder, dan pada bulan mei ini, diagnosanya ditambahi dengan PCOS, combo hattrick triple shot kill!!!
Setelah bertemu dengan dr. PP dengan diagnosa infertilitas sekunder di bulan april kemarin, saya pindah dokter lagi, wkwkw yeah, why? (if you asked), karena pindah kantor, ke Rsiamtp susah, dokter yang sore ga nyaman menurut saya, RS yg deket kantor baru adalah RS-RS besar yang bikin saya jiper bahkan sebelum saya masuk lobbynya, akhirnya saya nyampelah di RSIA YPK, jln gereja santa theresia, naik gojek 7k dari kantor. Selain karena dekat kantor, seorang teman yang pernah mengalami endometriosis menyarankan untuk konsultasi dengan dr. Wachyu Hadisaputra, yang praktek di RSIA YPK tiap hari senin dan selasa sore mulai jam 5, wah … mathuk ini!
So, sore itu, pulang kantor saya langsung pesen gojek menuju YPK untuk bertemu dr. Wachyu (seminggu sebelumnya sudah daftar via telp, takut ga kebagian antrian hehehe). Alhamdulillah saya tidak perlu menunggu terlalu lama. Begitu masuk, Pak Dokter bertanya keluhannya apa dll dll, lalu ditanya kapan terakhir papsmear? 3thn yang lalu (ough, again, my bad). Disuruh Papsmear lagi, sekarang, dan harus setiap tahun (yes sir, i will). Setelah papsmear, another session of “diobok-obok”. And voila…. a string of pearl on my left (or right?) ovary, PCOS detected!
Pak Dokternya tersenyum, see, itulah kenapa kamu tidak hamil dalam 2 periode ini, satu ovarium kena kista, dan yang satu lagi PCOS. Keduanya disebabkan oleh hal yang sama, estrogen imbalance, jadi yang harus kita lakukan adalah menyeimbangkan produksi hormon estrogen kamu lagi. Caranya? Terapi hormon Anti GnRH ya, ummm apa itu?? tubuh kamu ditipu, seolah-olah ada cukup estrogen, padahal itu estrogen abal-abal, jadi hipofise tidak memerintahkan produksi estrogen, so no estrogen=no endometrium = no ovary activity = no PCOS, got it? 3x suntik dalam 3 bulan, no menstruasi selama 3-5 bulan, diharapkan cukup waktu untuk tubuh membersihkan sel-sel endometrium yang salah tempat itu. Ahhh … oke lah Pak.
Tapi, ada TAPInya loh, efek samping rendahnya kadar estrogen di dalam tubuh ada banyak hal yang tidak enak. Hotflash, mood swing, nyeri otot dan sendi, pengeroposan tulang, mual, sakit kepala, no libido, vagina kering, gemetar, deg-degan, berat badan bertambah … duuuh banyak amat yak, tapi demi sembuh, baiklah lets do it.
Pak Dokternya menyarankan supaya terapi hormon ini dimulai ketika saya datang bulan di hari pertama atau kedua, untuk mengeliminasi kemungkinan nyuntik ketika ada kehamilan yang belum terdeteksi, karena suntikan hormon ini bisa menyebabkan kecacatan dan komplikasi kehamilan. Ok lah Pak, no problemo … eh .. yakin no problemo?
Biayanyaa??? 1ampul anti GnRH untuk 1 bulan berharga Rp 2,4 juta, (belum biaya dokternya pasti)… gleeghhhh nyem nyem nyem
Waduh… mengingat picis ditabungan tinggal remah-remah yang sudah melempem, dengan pasrah saya pun bertanya, Pak Dokter, apakah obatnya ditanggung BPJS, yang generik pun saya tak mengapa? Dan seingat beliau iya, obat tersebut ditanggung BPJS, dan tanpa basa-basi beliau langsung menuliskan lembar pengantar berisi diagnosa penyakit saya, kapan dan dosis suntikannya.
Sesi sore itu ditutup dengan pesannya, ini inlacin, untuk PCOS kamu, PCOS selain mengindikasikan ketidak seimbangan hormon estrogen, juga kemungkinan adanya resistensi insulin, kamu balik ke sini pas setelah suntikan ke 3. Yep, siaaap!!! Jangan lupa, kurangi karbo dan lose weight, kalau bisa sampai BMI ideal!
haaa whattt??????bujug itu 15 kiloooo…
Sel-sel lemak, terutama lemak di perut, juga memproduksi estrogen loh … jadi, buang itu lemak!
haaaa….
haaaaaaaaa…. mamaaamiaaah …
diet maknyak … hiks